Tuesday, 29 November 2016

Perubahan EKG Yang Bukan Dikarenakan Penyakit Jantung

Banyak yang beranggapan bahwa perubahan pada rekam jantung atau Ekg dikarenakan berbagai jenis penyakit jantung, padahal faktanya tidak demikian. Perubahan rekam jantung (EKG) bisa juga disebabkan oleh bukan karena penyakit jantung.
Beberapa perubahan rekam jantung bukan karena penyakit jantung, diantaranya adalah: gangguan elektrolit, hipotermia, obat-obatan, penyakit paru, penyakit sistem saraf sentral dan aktifitas atletik.
Pada kesempatan kali ini marilah kita pelajari perubahan ekg yang disebabkan bukan faktor penyakit jantung:
a.  Gangguan elektrolit:
Hiperkalemia: bisa menyebabkan fibrasi ventrikel dan kematian. Perubahan EKG atau rekam jantung mungkin menjadi parameter adanya toksisitas kalium yang signifikan secara klinis. Perubahan yang terjadi pada EKG bisa berupa evolusi gelombang T hiperakut, pemanjangan interval PR dan pendataran gelombang P, serta pelebaran kompleks QRS. Pada akhirnya kompleks QRS dan gelombang T bersatu membentuk gelombang sinus dan dapat terjadi fibrasi ventrikel.

Hipokalemia: ini dapat menjadi parameter toksisitas berat, yang mana dapat dilihat dari perubahan gelombang EKG secara acak: depresi segmen ST, pendataran gelombang T dan munculnya gelombang U.
Gangguan kalsium: bisa hipokalsemia maupun hiperkalsemia. Perubahan kadar kalsium serum terutama mempengaruhi interval QT. Kalau hipokalsemia memperpanjangnya dan hiperkalsemia mempersingkatnya. Perlu diketahui, perpanjangan interval QT berpotensi mematikan.

b.  Hipotermia:
Penyebab perubahan rekam jantung (EKG) non penyakit jantung berikutnya adalah karena hipotermia.  Ketika tubuh menurun di bawah 30 derajat, maka terjadi beberapa perubahan pada EKG:
Sering terjadi bradikardia dengan pemanjangan interval, dan fibrasi atrium melambat.
c.   Penyakit paru:
Pada penderita PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dapat menyebabkan kor pulmonal kronik dan gagal jantung kongestif kanan. Perubahan EKG dapat berupa pembesaran atrium kanan (P Pulmonal) dan hipertrofi ventrikel kanan disertai dengan kelainan repolarisasi.
d.  Penyakit sistem saraf pusat:
Penyakit sistem saraf pusat juga dapat menyebabkan perubahan rekam jantung, seperti: inversi gelombang T yang difus dengan gelombang T yang selalu lebar dan dalam.
e.  Aktifitas atletik:
Para atlet yang rutin melakukan latihan ketahanan yang memerlukan kapasitas aerobik maksimal dapat mengalami perubahan pada EKG nya yang dapat membingungkan jika Anda tidak akrab dengan hal tersebut.
Adapun perubahannya adalah sebagai berikut:
1.     Bradikardia
2.    Perubahan segmen ST dan gelombang T yang nonspesifik.
3.    Kriteria hipertrofi ventrikel kiri yang terkadang juga hipertrofi ventrikel kanan.
4.    Berbagai aritmia
5.    Blokade AV derajat satu.
f.   Obat-obatan:
Dan yang terakhir mempengaruhi irama jantung selain penyakit jantung adalah obat-obatan:
1.     Digitalis: kadar terapuetik menyebabkan perubahan segmen ST dan gelombang T pada sadapan dengan gelombang R tinggi.
2.    Sotalol (dan sejumlah obat lainnya) memperpanjang interval QT.

No comments:

Post a Comment