Apa yang menyebabkan seseorang mengalami gagal jantung? Sebelum itu, marilah kita lihat fungsi jantung itu sendiri. Fungsi jantung sebagai sebuah pompa diindikasikan oleh kemampuannya untuk memenuhi suplai darah yang adekuat ke seluruh bagian tubuh, baik dalam keadaan istirahat maupun saat beraktifitas.
Berikut beberapa hal yang menyebabkan gagal jantung, yang dipengaruhi keadaan-keadaan di bawah ini:
1. Prelood (bebab awal)
Jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung.
2. Kontraktilitas
Perubahan kekuatan memompa jantung berkaitan dengan panjangnya regangan serabut jantung.
3. Afterlood (beban akhir)
Besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan tekanan yang diperlukan oleh tekanan arteri.
Pada keadaan gagal jantung, bila salah satu / lebih dari keadaan diatas terganggu, maka akan menyebabkan curah jantung menurun, meliputi keadaan yang dapat menyebabkan prelood meningkat, yaitu pada keadaan stenosis oarta dan kenaikan tekanan darah. Kontraktilitas miokardium (pompa otot jantung) dapat menurun pada Infark miokardium (kematian jaringan diotot jantung) dan kelainan otot jantung.
Adapun mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi menurunnya kemampuan kontraktilitas jantung, sehingga darah yang dipompa pada setiap kontriksi menurun dan menyebabkan penurunan darah keseluruh tubuh.
Apabila suplai darah kurang ke ginjal akan mempengaruhi mekanisme pelepasan renin-angiotensin dan akhirnya terbentuk angiotensin II mengakibatkan terangsangnya sekresi aldosteron dan menyebabkan retensi natrium dan air, perubahan tersebut meningkatkan cairan ektra-intravaskuler sehingga terjadi ketidakseimbangan volume cairan dan tekanan selanjutnya terjadi edema (pembengkakan). Pembengkakan di perifer terjadi akibat penimbunan cairan dalam ruang interstial. Gagal jantung berlanjut dapat menimbulkan asites, dimana asites dapat menimbulkan gejala-gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, anoreksia.
Apabila suplai darah tidak lancar diparu-paru (darah tidak masuk ke jantung), menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru yang dapat menurunkan pertukaran O2 dan Co2 antara udara dan darah di paru-paru .Ssehingga oksigenisasi arteri berkurang dan terjadi peningakatan CO2, yang akan membentuk asam didalam tubuh. Situasi ini akan memberikan suatu gejala sesak napas (dyspnea),dan ortopnea (dyspnea saat berbaring) yang terjadi apabila aliran darah dari ektrimitas (anggota gerak tubuh) meningkatkan aliran balik vena ke jantung dan paru-paru.
Apabila terjadi pembesaran vena di hati akan mengakibatkan hepatomegali dan nyeri tekan pada perut sebelah kanan.Suplai darah yang kurang di daerah otot dan kulit, menyebabkan kulit menjadi pucat dan dingin serta timbul gejala letih, lemah, lesu. Baca Juga: Penanganan Dan Tindakan Terbaik Untuk Penderita Serangan Jantung
No comments:
Post a Comment