Tuesday 1 March 2016

Sering Mengeluh Nyeri Dada? Mungkin Angina Penyebabnya

Anda sering merasakan nyeri dada? Dimana nyeri dada tersebut dirasakan berat atau menekan? Dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri? Waspada! Bisa jadi Anda terkena Angina!
Apa itu Angina?
        Angina Pectoris adalah  suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya.
Apa Penyebab Dari Angina (Nyeri dada)?
         Angina Pectoris disebabkan oleh karena berkurangnya aliran darah ke arteria coronaria (Pembuluh darah di jantung) yang salah satu penyebabnya adalah aterosclerosis (penyumbatan), sehingga terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke myocardium (otot jantung) dan kebutuhan oksigen.

Apa Tanda dan gejala dari Angina?
Nyeri dada yang dirasakan bervariasi. Mulai  dari perasaan tertekan pada dada bagian atas sampai nyeri yang menjalar disertai dengan ketakutan hebat dan perasaan terancam akan kematian. Dapat menjalar keleher, rahang, bahu dan anggota gerak tubuh atas. Perasaan lemah pada lengan, pergelangan tangan dan tangan. Karakteristik penting dari nyeri angina adalah nyeri akan hilang ketika penyebab yang mencetuskan dihilangkan. Selain nyeri, angina juga biasanya juga disertai gejala: Sakit kepala, dada berdebar debar, cemas, tidak dapat mencerna, sesak nafas, dan nadi menjadi cepat.
Apa Faktor Resiko Yang Dapat Menimbulkan Nyeri  Angina Pectoris (Nyeri dada) ini?
   1.   Latihan fisik  dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
    2.    Pajanan terhadap cuaca dingin dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan terjadi peningkatan tekanan darah, yang mana nantinya akan  disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
    3.    Selain itu makan makanan yang berlemak, akan meningkatkan aliran darah ke mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk menyuplai jantung.
   4.    Stres atau berbagai emosi  akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga ikut meningkat.
    5.    Merokok
Pembagian Angina (Nyeri dada)?

Macam-macam agina, antara lain:
1.  Angina Non Stabil (Angina Pra Infark, Angina  Kresendo): Frekuensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif.
2.  Angina Stabil Kronis: Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat.
3.  Angina Nokturnal: Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan duduk       tegak.
4.  Angina Dekubitus: Angina saat berbaring.
5.  Angina Refrakter: Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan lagi.
6.  Angina Prinzmetal (harian : istirahat). Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen  ST pada EKG. Diduga disebabkan oleh spasme arteri koronari berhubung dengan risiko tinggi terjadinya infark.
7.  Iskemia Tersamar.Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukkan gejala.
Perjalanan Penyakit Angina (Nyeri dada)?
Kekurangan oksigen di jantung pada angina pectoris akibat berkurangnya aliran darah koroner. Menyebabkan perubahan pada tingkat sel dan jaringan dan menekan fungsi  myocardium. Berkurangnya kadar oksigen memakasa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerob menjadi anaerob. Metabolisme anaerob lewat glikolitik, menghasilkan asam laktat yang tertimbun sehingga menurunkan pH sel.
Gabungan efek kekurangan oksigen di dalam darah, berkurangnya energi yang tersedia dengan cepat dapat mengganggu fungsi ventrikel kiri sehingga kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang menjadi berkurang. Dengan berkurangnya pompa jantung maka akan menurunkan fungsi ventrikel, yang mana nantinya dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya isi sekuncup.  Sehingga dengan kejadian di atas timbullah nyeri pada dada.
Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Untuk Menegakkan Diagnosa Angina:
1.  Elektrokardiogram
Gambaran EKG pada waktu istirahat  dan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang EKG pasien hipertensi dan angina menunjukkan pembesaran ventrikel kiri.
2.     Foto rontgen dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi  dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta
3.     Pemeriksaan laboratorium
Enzim jantung/isoenzim : CKMB dan DBM : meningkat, menunjukan kerusakan miokard. PCO2 kalium, dan laktat miokard : mungkin meningkat selama serangan angina, Cholesterol/trigliserida serum : mungkin meningkat (factor resiko CAD), Pacu stress – takicardi atrial : dapat menunjukan perubahan segmen ST. LVEDP dapat meningkat atau masih statis dengan iskemia. Meninggi dengan nyeri dada dan atau perubahan segmen ST menandakan ischemia.  

Pengobatan Angina?

            Tujuan penatalaksanaan pengobatan angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi (obat-obatan) dan kontrol terhadap faktor resiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasty coroner transluminal percutan (PCTA) atau pemasangan stend atau pemasangan cincin.  Dimana PTCA (pemasangan cincin) sendiri adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecah plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung. Indikasi untuk PTCA (pemasangan sten/ pemasangan cincin) adalah pasien yang mempunyai lesi yang menyumbat paling tidak 70% lumen interna arteri koroner besar sehingga banyak daerah janutng yeng beresiko mengalami ischemia. Ini boleh dilakukan apabila cardiologis yakin bahwa prosedur akan memperbaiki aliran darah ke jantung. Baca Juga: Beberapa Gangguan Penyebab Nyeri Dada Sebelah Kiri

No comments:

Post a Comment