Sunday 26 March 2017

Mengenal Gambaran EKG: PSVT, Flutter, Fibrilasi, MAT dan PAT

Ada lima tipe aritmia supraventrikuler yang menetap. Kelima tipe aritmia supraventrikuler yang menetap itu adalah: PSVT (Takikardia Supraventrikular Paroksismal), Flutter, Fibrasi, PAT ( Paroxysmal atrial tachycardia)  dan MAT (Multifocal atrial tachycardia)? Bagi Anda yang belum bisa membaca EKG ada baiknya membaca pembahasan ini terlebih dahulu: Cara Mudah Membaca Gambaran EKG Atau Rekam Gelombang Jantung
Baiklah untuk mengenal kelima tipe aritmia supraventrikuler tersebut, marilah kita bahas kelima tipe tersebut:
1.  Takikardia Supraventrikular Paroksismal: merupakan aritmia yang paling sering ditemui. Dimana munculnya aritmia ini mendadak, yang mana biasanya dicetuskan oleh denyut supraventrikuler. Dan yang perlu Anda ketahui, PSVT ini dapat dijumpai pada jantung yang normal dan pada penderita yang mungkin sebelumnya tidak ada penyakit jantung sama sekali.

Adapun hasil baca ekg dengan PSVT ini adalah: irama teratur, jika terlihat, ada gelombang P retrograd, Frekuensi: 150 – 250 dpm dan pemijatan karotis: memperlambat atau menghentikan eposide PSVT.
Bagaimana melakukan pemijatan karotis?
Yang perlu Anda perhatikan adalah pemijitan karotis haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati: Yang pertama Anda lakukan adalah dengan cara auskultasi, apakah ada bising karotis. Jika jelas-jelas ada penyakit karotis yang nyata, jangan lakukan pemijitan karotis.
Langkah selanjutnya adalah: setelah pasien berbaring datar, ekstensikan leher dan rotasikan kepalanya sedikit menjauhi Anda. lalu palpasi arteri karotis pada sudut mandibula dan tekanlah dengan lembut selama 10 sampai 15 detik. Jangan pernah menekan kedua arteri karotis secara bersamaan.
Cobalah arteri karotis komunis dekstra dahulu karena frekuensi keberhasilannya sedikit lebih baik. Namun, jika gagal silahkan coba arteri komunis kiri. Dan terakhir buatlah strip irama selama prosedur dilakukan, sehingga Anda dapat melihat apa yang sedang terjadi. Selalu sediakan perlengkapan resusitasi; pada kasus yang jarang, pemijatan karotis dapat menghentikan henti sinus.

2.  Flutter Atrium: lebih jarang ditemui daripada PSVT. Dimana Flutter atrium ini juga dapat terjadi pada jantung normal, atau lebih sering pada pasien yang memang sudah sakit jantung. Iramanya sangat teratur. Tampak gelombang P dengan frekuensi 250 sampai 350 denyut per menit.
Apa yang menyebabkan terjadinya flutter atrium? Depolarisasi atrium terjadi begitu cepatnya sehingga tidak terlihat jelas adanya gelombang P tersendiri yang dipisahkan oleh garis dasar yang rata. Garis dasar malah terus menerus naik-turun, menghasilkan gelombang flutter.
Berikut gambaran Flutter atrium: irama teratur, gambaran gigi gergaji, blokade 2:1, 3:1, 4:1 dan seterusnya. Frekuensi atrium: 250-350 dpm, frekuensi ventrikel: setengah, sepertiga, seperempat frekuensi atrium, dan seterusnya serta pemijitan karotis: meningkatkan blokade.
3.  Fibrasi atrium: pada gambaran fibrasi atrium ini aktivitas atrium benar-benar kacau, dan nodus AV dapat dibombardir habis-habisan oleh lebih dari 500 impuls per menit. Adapun gambaran EKG-nya adalah sebagai berikut: irama tidak teratur, garis dasar yang bergelombang, frekuensi atrium: 350-500 dpm, frekuensi ventrikel: bervariasi, pijatan karotis: dapat memperlambat frekuensi ventrikel.
4.  Paroxysmal atrial tachycardia (PAT): adalah sebuah irama teratur yang mempunyai frekuensi 100 sampai 200 denyut per menit. Dimana PAT dapat disebabkan oleh meningkatnya otomatisitas fokus atrium ektopik atau sirkuit re-entri di dalam atrium. Dan PAT ini sering dijumpai pada jantung yang normal. Penyebabnya yang paing sering adalah toksisitas digitalis.
Berikut gambaran Ekg pada Paroxysmal atrial tachycardia (PAT): irama teratur, frekuensi 100-200 dpm, masa pemanasan yang khas pada bentuk otomatik, dan pemijitan karotis: tidak berpengaruh, atau hanya memperlambat sedikit.
5.  MAT (Takikardia Atrium Multifokal): merupakan irama ireguler dengan frekuensi sebesar 100 sampai 200 denyut permenit. Kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa fokus ektopik di atrium yang berbeda yang menghasilkan implus secara acak.
Berikut beberapa gambaran EKG pada Takikardia Atrium Multifokal: iramanya tidak teratur, setidaknya tiga morfologi gelombang P yang berbeda, frekuensi: 100-200 dpm, kadang kurang dari 100 dpm dan pemijatan karotis tidak berpengaruh. Baca Juga: Alasan Dilakukan Pemeriksaan Triponin T Pada Penderita Serangan Jantung

1 comment:

  1. Hargailah kerja keras orang dalam membuat konten ini, Anda dengan seenaknya mengambil karya orang lain. Tolong hapus blog ini, jika dalam waktu 1 minggu blog ini tidak hapus akan saya laporkan pada pihak yang berwenang.

    ReplyDelete