Friday, 13 January 2017

Bagaimana Cara Mendiagnosis Infark Miokardium Pada Pasien?

Apa itu infark miokardium? Infark miokardium atau dalam bahasa awamnya serangan jantung terjadi ketika salah satu arteri koroner tersumbat sepenuhnya. Daerah miokardium  yang dipasok oleh arteri koroner tersebut kehilangan oksigen dan nutrien lain. Penyumbatan total dan mendadak yang mempercepat infark ini biasanya disebabkan oleh trombosis yang menempel atau spasme arteri koroner.
Lalu bagaimana mendiagnosis infark miokardium? Ada tiga cara atau kompenen untuk menentukan adanya infark miokardium pada seseorang. Tiga cara mendiagnosis infark jantung adalah dengan: anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan enzim jantung dan EKG.
Cara mendiagnosis infark miokardium:

1.  Anamnesis dan pemeriksaan fisik: biasanya penderita dengan keluhan nyeri dada substernal yang lama dan seperti diremas, menjalar ke mandibula atau lengan kiri, disertai dengan mual, berkeringat banyak, dan merasakan sesak nafas. Jika Anda mendapatkan keluhan tersebut, jangan ragu untuk menengakkan diagnosa infark miokardium. Tapi, sebagian besar penderita, terutama mereka yang menderita diabetes melitus dan usia lanjut, mungkin tidak menunjukkan semua gejala ini. Beberapa infark bahkan bersifat ‘tenang’, sama sekali tidak memiliki manifestasi klinis yang jelas.
2.  Enzim jantung: sel miokardium yang mati akan mengeluarkan kandungan selnya ke dalam aliran darah. Peningkatan kadar kreatinin kinase (CK) dalam darah, terutama isoenzim MB, merupakan petunjuk kuat adanya infark. Pemeriksaan enzim Troponin I sekarang juga merupakan bagian penting evaluasi kecurigaan adanya infark miokardium karena enzim ini meningkat lebih awal dari pada isoenzim CK-MB. Kadarnya dapat tetap tinggi selama beberapa hari. Kadar CK biasanya tidak meningkat sampai 6 jam sesudah infark dan kembali normal dalam 48 jam.
3.  EKG: ini merupakan cara ketiga dalam mendiagnosis adanya infark pada penderita. Pada kebanyakan infark, EKG dapat menyingkap tirai diagnosis yang tepat. Tampak perubahan elektrokardiografik yang khas pada miokardium dan perubahan yang paling awal terjadi hampir bersamaan dengan terjadinya kerusakan miokardium. Selama infark miokardium akut, gambaran EKG berubah melalui tiga stadium:
a.    Gelombang T meninggi (T hiperakut) yang diikuti inversi gelombang T.
b.    Elevasi Segmen ST
c.    Munculnya gelombang Q baru. 

Itulah tiga cara dalam mendiagnosis adanya Infark Miokardium pada penderita. Semoga 
artikel singkat ini menambah pengetahuan kita semua. Aamiin. 

No comments:

Post a Comment