Saturday 16 July 2016

Cara Menentukan Seseorang Terkena Serangan Jantung (Infark Miokardium)

Bagaimana cara mendiagnosis atau menentukan seseorang terkena infark miokardium (serangan jantung)? Bagaimana juga caranya sampai seseorang bisa terkena serangan jantung tersebut?
Infark miokardium atau populer disebut dengan serangan jantung biasanya terjadi ketika salah satu arteri koroner tersumbat sepenuhnya. Karena sumbatan itulah, area miokardium kehilangan pasokan darah sehingga menyebabkan darah yang mengandung oksigen dan nutrien yang diperlukan bagian jantung berkurang atau terhenti sama sekali ke area miokardium sehingga menyebabkan kematian jaringan di area miokardium. Baca Juga: Kupas Tuntas Perilah Infark Miokardium

Lalu bagaimana mendiagnosis atau menentukan bahwa seseorang itu memang benar menderita serangan jantung (infark miokardium)? Pada dasarnya ada tiga komponen untuk mendiagnosis seseorang terkena infark miokardium, yaitu:
1.  Anamnesis dan pemeriksaan fisik: yang biasanya ditandai dengan adanya keluhan nyeri dada substernal yang lama seperti diremas, menjalar ke mandibula atau lengan kiri, disertai dengan mual, berkeringat banyak, dan sesak nafas. Tapi, bagi penderita diabetes maupun lansia, mungkin tidak menunjukkan semua gejala ini. beberpa infark bahkan bersifat ‘tenang’ atau sama sekali tidak memiliki manifestasi klinis yang jelas.

2.  Enzim jantung: ini merupakan hal kedua yang dapat dijadikan referensi bahwa seseorang mengalami serangan jantung. Dimana normalnya sel miokardium yang mati akan mengeluarkan kandungan selnya ke dalam aliran darah. Peningkatan kadar kreatin kinase (CK) dalam darah, terutama isoenzim MB, merupakan penunjuk adanya infark. Pemeriksaan enzim troponin I sekarang juga merupakan bagian penting evaluasi pada kecurigaan adanya infark miokardium karena enzim ini meningkat lebih awal dari pada isoenzim CK-MB. Dimana kadarnya dapat tetap tinggi selama beberapa hari. Kadar CK biasanya tidak meningkat sampai 6 jam sesudah infark dan kembali normal dalam 48 jam. Bagi Anda yang bingung bagaimana mengetahui adanya kelainan pada pemeriksaan tersebut, Anda dapat mengambil sampel darah penderita dan memeriksakannya di laboratorium.
3.  EKG: merupakan cara yang paling praktis dan cepat dalam mendiagnosis adanya infark miokardium atau adanya serangan jantung. Pemeriksaan EKG harus dilakukan sendini mungkin pada setiap orang yang dicurigai mengalami infark walaupun Cuma kecil. Namun, gambaran EKG awal mungkin tidak selalu bersifat diagnostik dan evolusi perubahan gambaran elektrokardiografik bervariasi antara satu orang dan yang lainnya.
Adapun Gambaran EKG adanya infark miokardium (serangan jantung) adalah:
1.    Gelombang T meninggi (T hiperakut) yang diikuti inversi gelombang T
2.    Elevasi segmen ST
3.    Munculnya gelombang Q baru


Gambaran EKG di atas tidak mesti harus ketiga-tiganya muncul baru bisa menegakkan diagnosis serangan jantung (infark miokardium), bisa jadi salah satu di antara perubahan ini dapat terjadi tanpa adanya perubahan yang lain.

No comments:

Post a Comment