Thursday, 24 March 2016

Pemeriksaan Laboratorium Untuk Mengetahui Adanya Kelainan Pada Jantung

Salah satu pemeriksaan yang mesti dilakukan untuk mendeteksi penyakit jantung dan pembuluh darah adalah pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang untuk menengakkan diagnosis penyakit jantung.
Berikut beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat mendeteksi adanya kelainan pada jantung:
1.  Pemeriksaan Darah Lengkap:
Pemeriksaan darah lengkap atau darah rutin ini memang pemeriksaan yang umum dilakukan, bukan hanya dapat mendeteksi adanya gangguan pada jantung. Tapi juga dapat mendeteksi adanya infeksi, adanya demam berdarah, bahkan adanya anemia.

Pemeriksaan darah rutin hampir selalu dilakukan pada setiap penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada pemeriksaan darah lengkap (leukosit, hemaglobin, hematokrit dan trombosit) kita dapat menggali adanya gangguan pada jantung. Pada pemeriksaan hemaglobin dan hematokrit darah dapat mendeteksi  adanya anemia yang dapat menyertai atau menjadi salah satu penyebab penyakit jantung.

Pada anak-anak, pemeriksaan hemaglobin dan hematokrit dapat mengaetahui adanya kelainan jantung bawaan. Bila terlihat peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit, ini merupakan petunjuk adanya penurunan aliran darah ke paru.
Sedangkan pada peningkatan lekosit (12.000 sampai 15.000), pada penderita dengan infark miokard (kematian otot jantung) akut dapat ditemukan dalam darah selama 5-7 hari.
2.  Pemeriksaan Troponin T: Peningkatan kadar Troponin T dapat menjadi penanda kejadian koroner akut pada penderita angina pektoris tak stabil. Pada saat terjadi kerusakan miokard (otot jantung) akibat iskemia (kekuarang oksigen), Troponin T dari sitoplasma dilepas ke dalam darah. Masa pelepasan Troponin T ini berlangsung 30-90 jam dan setelah itu menurun. Itu sebabnya, pada seseorang yang mengalami serangan jantung pemeriksaan ini segera dilakukan.
3.  Pemeriksaan Isoenzim CK-MB: pemeriksaan ini merupakan tes yang paing spesifik pada nekrosis (kerusakan) otot jantung. Peningkatan konsentrasi enzim ini pasti menunjukkan adanya infark miokard.
4.  Pemeriksaan SGOT: enzim ini akan dilepaskan oleh sel otot miokard yang rusak atau mati.konsentrasi dalam serum akan meningkat dalam 8-12 jam setelah serangan, mencapai puncaknya pada 18-36 jam dan mulai turun kembali kenormal setelah 3-4 hari.

5.  Pemeriksaan Hiperlipidemia: adalah salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Hampir semua kasus hiperlipoproteinemia dapat terdeteksi dengan pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Untuk mendapatkan hasil terbaik, penderita diharuskan puasa 14 jam sebelum pengambilan sampel darah. Baca Juga: Cara Mudah Terhindar Dari Serangan Jantung

No comments:

Post a Comment